Efisiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Udang Windu (Penaeus monodon) pada Media Bioflok dengan C/N Ratio Berbeda

Riyan Hidayat

Abstract


Udang merupakan salah satu komoditas yang di andalkan dalam peningkatan devisa negara dari sektor non migas. Udang mampu berkembang dengan pesat bila dibudidayakan secara baik, terpenuhi segala kebutuhan hidupnya dan tidak ada gangguan lingkungan. Pakan merupakan komponen budidaya yang menyerap biaya paling besar  sampai 80%. Teknologi bioflok  merupakan salah  satu  alternatif penyediaan pakan  tambahan berprotein untuk kultivan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan sistem bioflok dengan sumber C/N yang berbeda terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan udang windu dan mengetahui ratio C/N yang menghasilkan efisiensi pakan dan pertumbuhan udang windu yang terbaik. Parameter variable bebas yang dikaji meliputi pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik (SGR), tingkat konsumsi pakan (TKP), efesiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan kelulushidupan (SR). Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu perlakuan A (C/N ratio 12), perlakuan B (C/N ratio 18), dan perlakuan C (C/N ratio 24). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah karbon yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap laju pertumbuhan harian dan efesiensi pemanfaatan pakan dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan (SR). Ratio C/N yang memberikan efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan terbaik adalah 24,  dengan nilai SGR 1,08±0,079%; EPP 72,32±6,17g; T KP  39,27±1,58; SR 90,00±10,00 dan kualitas air masih dalam kisaran layak untuk kehidupan udang windu (Penaeus monodon).


References


Allsopp, M., P. Johnston, and D. Santillo. 2008. Challenging the Aquaculture Industry on Sustainability : Technical Overview. Greenpeace Research Laboratories Technical, Washington.

Avnimelech, Y. 1999. Carbon/nitrogen ratio as a control element in aquaculture system. Aquaculture, 176: 227-235.

Avnimelech, Y., M.M. Kochva, and S. Mokady. 1994. Development of controlled intensive aquaculture system with a limited water exchange and adjusted carbon to nitrogen ratio. Bamidgeh, 46: 119-131.

Avnimelech, Y. 2007. Feeding with microbial flocs by tilapia in minimal discharge bioflocs technology ponds. Aquaculture, 264: 140-147.

Beristain, T.B. 2005. Organic matter decomposition in simulated

aquaculture ponds. Wageningen Institute of Animal Sciences, Netherlands.

Crab, R., Y. Avnimelech, T. Defoirdt, P. Bossier and W. Verstraete. 2007. Nitrogen removal techniques in aquaculture for a sustainable production. Aquaculture, 270: 1-14.

Effendi, I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Dwi Sri Bogor, 112 hlm.

Ekasari J. 2008. Bio-flocs technology the effects of defferent carbon source, salinity and the addition of probiotics on the nutritional value of the bio-flocs. Tesis. Faculty of Biocience Engineering, Gent University.

Grace, M.R. 1977. Cassava Processing, FAO Plant Production and Protection Series No. 3. http://www.fao.org/docrep/X5032E/X5032E00.htm (28 September 2011).

Gunarto dan E.A. Hendrajat. 2008. Budidaya udang vanamei, Litopenaeus vannamei pola semi intensif dengan aplikasi beberapa jenis probiotik komersil. J. Ris. Akuakultur, 3 (3): 339-349.

Halver, J.E and W.H. Ronald. 2002. Fish Nutrition. USA. 672–699 pp.

Hari. B., B.M. Kurup, J.T. Varghese, J.W. Schrama, and M.C.J. Verdegem. 2004. Effects of carbohidrate addition on production in extensive shrimp culture systems. Aquaculture, 241: 179-194.

Lovell, R. T. 1989. Diet and fish husbandry. In: John E. Halver (Ed), Book Fish Nutrition. . University of Washington seatle, Washington. Academic Press, Inc.798p.

Ming, F.W. 1985. Amonia excretion rate as an index for comparing effeciency of dietary protein utilization among rainbow trout (salmo gairdneri) of different strains. Aquaculture, 46: 27-35.

Mujiman, A. dan R. Suyanto. 2001. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Jakarta.

Poernomo, A. 1996. Masalah Budidaya Udang Penaeid di Indonesia. Paper pada Simposium Modernisasi Perikanan rakyat, Jakarta 27-30 Juni 1996.

Rosenberry, B. 2006. Meet the Flockers. Shrimp News International; October 1, 2006.

Singh, I..S.B. 2004. Recirculation systems for organic shrimp and prawn seed production. In: Subasinghe T, Singh T, Lem A (Eds), The Production and Marketing of Organic Aquaculture Products. Proceedings of The Global Technical and Trade Conference. Ho Chi Minh City, Malaysia:Infofish, 75-95 Hlm.

Soetomo, M.1990. Teknik Budidaya Udang Windu. Sinar Baru. Bandung.115 Hlm.

Steel, R.G.D. dan J. H. Torrie. 1983. Prinsip-prinsip Prosedur Statistik Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka. Jakarta. 610Hlm.

Sugita, H., O. Ken, and F. Toshinori. 1987. Substrate specificity of heterotrophic bacterias in the water and sediment of a carp culture pond. Aquaculture 64:39.

Sumartono, B. M. Soleh, N.S. Abidin. D. Zubaidah, Rochmana dan Faisal. 2005. Breeding Program Broodstock Center dalam Upaya Menghasilkan Calon Induk Sehat dan Unggul. Buku Laporan Program Kerja Tahunan BBPBAP. Jepara.

Tricahyo, E. 1995. Biologi dan Kultur Udang Windu (Pennaeus monodon). Akademika Pressindo. Jakarta.

Widanarni, D. Yuniasari, Sukenda, dan J. Ekasari. 2010. Nursery culture performance of litopenaeus vannamei with probiotics addition and different c/n ratio under laboratory condition. Journal of Biosciences, 17(3): 115-119.

Wyban, J. A. and J.N. Sweeny. 1991. Intensive Shrimp Production Technology. The Oceanic Institute Makapuu Point. Honolulu, Hawai USA, 158 pp.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.